BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Keberadaan
bimbingan dan konseling di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak
tahun 1960 dan baru mulai 1975 secara resmi memasuki sekolah-sekolah dengan
dicantumkannya bimbingan dan konseling pada kurikulum 1975 yang berlaku di
sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, pada jenjang SD, SLTP dan SLTA. Kemudian
kurikulum tersebut disempurnakan lagi pada kurikulum 1984. Keberadaan bimbingan
dan konseling di sekolah juga dipertegas oleh peraturan pemerintah No. 28 tahun
1990 (tentang pendidikan dasar) dan No. 29 tahun 1990 (tentang pendidikan
menengah).
Dengan
dicantumkan bimbingan dan konseling pada kurikulum sekolah serta didukung oleh
peraturan perundangan pemerintah, maka memberi legalitas yang cukup mantap
tentang keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah boleh dikatakan pekerjaan
bimbingan dan konseling tidak dapat diganggu lagi keberadaannya. Sejak
diberlakukannya kurikulum 1984 bimbingan dan konseling sudah diperlihatkan
suatu kemajuan yang besar mengenai perkembangan bimbingan dan konseling. I
Djumhur dan Moh. Surya mengatakan: “Bimbingan dalam hal ini telah menjadi suatu
pelayanan yang sangat penting dirasakan keperluannya di sekolah-sekolah di
Indonesia, mulai tahun 1962 sekolah telah mengambil langkah yang diperlukan,
untuk memasukkan program bimbingan penyuluhan (BP) sebagai salah satu bidang
penting dalam program sekolah”.
Maka
jelaslah kiranya bahwa semakin majunya dunia pendidikan dewasa ini sangat
menguntungkan bagi perkembangan bimbingan dan konseling, di samping itu
pendidikan di sekolah bertujuan untuk menghasilkan perubahanperubahan yang
positif, tingkah laku dan sikap dalam diri siswa yang berkembang dalam
kedewasaannya. Sedangkan bimbingan dan konseling merupakan bantuan pada individu
dalam menghadapi persoalan-persoalan yang timbul dalam hidupnya. Dengan
demikian bimbingan menjadi pelayanan khusus dalam keseluruhan kegiatan sekolah,
sehingga harus ditangani oleh ahli dalam bidangnya.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian singkat latar belakang yang
tersebut diatas maka dapat diambil sebuah pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana
Usaha Praktis program BK di sekolah bisa memberikan pelayanan secara
keseluruhan di sekolah.
C.
Tujuan
Masalah
Dari
rumusan masalah yang tersebut diatas maka dapat diambil tujuhan pembahasan
sebagai berikut:
1. Ingin
mengetahui Usaha praktis Program BK untuk palayanan secara keseluruhan di
sekolah.
BAB II
Pembahasan Masalah
A.
Program
Kartu Pribadi
Kartu pribadi yang disusun sedemikian rupa, sesuai
dengan kebutuhan masing-masing sekolah. Kartu pribadi dalam rangka bimbingan
dis sekolah adalah merupakan kumpulan dari catatan-catatan yang telah disusun
beberapa tahun yang berisi berbagai data, fakta dan informasi yang signifikan
dan mempunyai arti dalam rangka member bantuan kepada murid.[1]
Menurut
Prof.Dr.Attia Mahmud Hana yang dikutip dari Strang, mengemukakan bahwa data
yang dianggap harus terdapat dalam kartu
pribadi ialah segi-segi berikut :[2]
1. Data
pribadi seperti nama, tanggal dan tempat lahir, agama dan tempat tinggal.
2. Lingkungan
keluarga, nama orang tua, umur mereka, tingkat pengetahuan mereka,
pekerjaannya, jumlah saudara, umur, pekerjaan dan sekolah mereka dan data
lainnya yang berhubungan dengan keluarga.
3. Prestasi
belajar, meliputi angka murid dalam bidang studi baik ujian yang dibuat oleh
guru, maupun test objektif, urutan diantara teman-temannya dalam pelajaran.
Catatan guru tentang pekerjaan sekolahnya, baik dari segi bahasa, ilmiah atau
kesenian.
4. Kemampuan
murid meliputi hasil tes kecerdasan dan kemampuan dan penilaian guru dalam hal
itu dan tafsiran ahli jiwa terhadap tes tersebut.
5. Kerajinan
murid dan sebab tidak hadirnya disekolah apakah karena kesehatannya atau karena
tidak cocoknya pelajaran dengan kemampuannya atau segi-segi ekonomi dan keluarga.
6. Kesehatan;
kelemahan tubuh, penyakit yang dideritanya dan yang berhubungan dengan segi
jasmani seperti kemampuan untuk mengeluarkan tenaga otot dan sikapnya terhadap
kesehatan.
7. Pengamatan
lengkap, penilaian pribadi, laporan subyektif, rapat-rapat yang diadakan
mengenai murid dan hasilnya.
8. Rencana
pendidikan dan pekerjaan, melipuri pengajaran yang ingin dimasukinya dan
tujuannya. Pekerjaan yang hendak dimasukinya dan rencananya untuk mempersiapkan
diri untuk itu.
9. Nilai
dan sikap umum, tujuan dan perubahan yang terjadi padanya tahun demi tahun.
10. Hobi
dan macam kegiatan yang dilakukan.
11. Mengikuti
murid setelah mereka keluar atau tamat sekolah.
12. Perbandingan
antara apa yang dicapai murid dan teman-teman setelah tamat dari sekolah.
13. Keputusan
rapat guru dan lainnya dari ahli tentang murid.
Dari pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa kartu pribadi memuat berbagai informasi tentang
segi-segi :
-
Data identifikasi
-
Latar belakang keluarga
-
Riwayat pendidikan
-
Hasil tes psikologis
-
Hasil belajar dalam bidang studi
-
Minat dan renacana karir dimasa depan
-
Absensi
-
Kesehatan
Lester
D. Crow & Alice Crow, dalam bukunya : “An Introduction To Guidance”,
mengemukakan bahwa dalam kartu pribadi itu memuat :[3]
1. Identifyng
data
2. Home
conditions and background
3. Economis
Possibilities and limitations
4. Health
record
5. Academic
record
6. Record
of out of class activities
7. Character
and personality development record
8. Record
of individual potentialities
9. Record
of happenings of special significance
10. Record
of special interest and achievements
11. Educational
plans
12. Vocacional
interest
13. Work
experiencies
14. Plans
after school life
15. A
small pictures of the pupil, placed with the record when the individual enters
the school. Other pictures of him can be added at later stages of this
development. (Lester D.Crow & Alice Crow, 1960)
Sedangkan
Jane warters dalam bukunya yang berjudul : “Techniques Of Counseling”
menyebutkan bahwa hal-hal yang dimuat
dalam buku pribadi adalah :[4]
1. Personal,
identifying data, including photograph
2. Home
and family data
3. School
history and scholastic achievement data
4. Test
data
5. Health
and physical development
6. Personal
and social development
7. Special
aptitudes, interest,activities, experiences and achievements
8. Educational
and vocational plans
9. References
to other source of information
(Jane Warters,1964)
Berdasarkan pendapat diatas dapatlah disimpulkan bahwa
kartu pribadi adalah kartu catatan tentang rangkuman dari segala keterangan
mengenai sikap siswa sebagai catatan dari hasil pengumpulan data dengan
berbagai alat pengumpul data mengenai berbagai aspek. Kartu hendaknya diisi
dengan selengkap-lengkapnya, sejelas mungkin dan sesingkat mungkin sehingga
petugas-petugas yang akan menggunakan mudah memperoleh atau mencari data yang
diperlukan untuk memberikan bantuan pelayanan bimbingan kepada para siswa. Maka
dari itu kartu pribadi siswa minimal memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Identitas
siswa yang bersangkutan
b. Identitas
orang tua siswa
c. Susunan
keluarga
d. Rangkuman
prestasi belajar
e. Sejarah
persekolahan siswa
f. Rangkuman
nilai berbagai tes yang telah diikuti
g. Perkembangan
dan keadaan kesehatan jasmani
h. Sejarah
perkembangan social siswa
Dengan
catatan bahwa format kartu pribadi siswa ini dapat dikembangkan oleh sekolah
secara tersendiri sesuai dengan kebutuhan dari masing –masing sekolah.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam kartu pribadi siswa ialah : [5]
(a) penyimpanan
dan pemeliharaan berbagai bentuk keterangan data, dengan asas
kesederhanaan,
kemudahan dan kesibnambungan
(b) dibutuhkan suatu
sistematika yang jelas
(c) kerahasiaanya
terjamin,
(d) diperuntukkan hanya
bersifat untuk keuntungan siswa semata-mata
B. Program Kelompok Belajar
Pemantapan sikap dan kebiasaan
belajar yang efektif dan efesien serta produktif, baik dalam mencari imformasi
dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya,
mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas – tugas pelajaran, dan
menjalani program penilaian hasil belajar.
Setiap
program kelompok belajar mempunyai tujuan, diantaranya sebagai berikut :[6]
1.
Pemantapan sikap dan kebiasaan dan ketrampilan belajar yang efektif, efisien
serta
produktif dengan sumber belajar yang
bervariasi.
2.
pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun kelompok
3.
Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah lanjutan tingkat atas
sesuai
dengan perkembangan ilmu, teknologi dan
kesenian.
4.
pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, social dan budaya yang ada di sekolah,
lingkungan sekitar, masyarakat secara luas.
5.
orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.
C. Program Belajar Efektif, Remedial
Pembelajaran
remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial
meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan
kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.
Kegiatan remedial adalah kegiatan yang
ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi
pelajaran. Sesuai dengan pengertiannya, tujuan kegiatan remedial ialah membantu
siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang
berlaku.
2.
meningkatkan pemahaman guru dan
siswa terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya (fungsi pemahaman);
Perbedaan
kegiatan remedial dari pembelajaran biasa terletak pada pendekatan yang
digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan remedial
direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan individu atau kelompok
siswa. Sedangkan pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasikal, baik dalam
perencanaan maupun dalam pelaksanaannya.
Kegiatan remedial dapat
dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang
diduga akan mengalami kesulitan (preventif); setelah kegiatan pembelajaran
biasa untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar (kuratif); atau
selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa (pengembangan).
Dalam melaksanakan kegiatan
remedial guru dapat menerapkan berbagai metode dan media sesuai dengan
kesulitan yang dihadapi dan tingkat kemampuan siswa serta menekankan pada segi
kekuatan yang dimiliki siswa.
D. Program Kotak Masalah
Kotak masalah ini di peruntukkan
bagi siswa yang ingin masalahnya di bahas, namun siswa tersebut tidak punya
keberanian untuk menyampaikannya langsung kepada Guru Bk, atau karena takut
ketahuan oleh kawan-kawannya.
Siswa boleh menyampaikan
permasalahannya melalui kotak surat ini dengan memilih cara yang ia sukai
tentang bagaimana Guru BK membantunya, bisa berupa meminta janji pada waktu
yang ia rencanakan untuk konsultasi, dibalas melalui surat maupun email.
E. Program Persiapan Penjurusan
Setiap awal tahun ajaran, banyak siswa SMA yang
menghadapi masalah, “jurusan/program apa yang sebaiknya saya ikuti?” sebagian
siswa dapat merencanakan atau menentukan sendiri jurusan/program studi apa yang
akan diambilnya. Mereka menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Namun disamping
itu, banyak juga siswa yang tidak dapat membuat rencananya secara realistis.
Mereka membuat rencana hanya berdasarkan atas kemauan dan keinginan, tidak
menyesuaikannya dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya atau bahkan ada
siswa-siswa yang tidak mampu membuat rencana sama sekali. Terhadap siswa-siswa
yang seperti ini perlu diberikan bantuan agar mereka dapat membuat
rencana-rencana dan mengambil keputusan secara bijaksana.[7]
Usaha pemberian bantuan seperti yang dimaksud diatas
diawali dengan menyajikan informasi pendidikan dan jabatan yang cukup luas.
Informasi itu, sebagaimana telah digambarkan terdahulu, hendaknya dapat
mengarahkan siswa untuk memahami tujuan, isi (kurikulum), sifat, syarat-syarat
memasuki program studi tertentu, cara dan keterampilan belajar,
kesempatan-kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan-kesempatan
kerja setelah tamat dari setiap jurusan/prodi. Selanjutnya, bagi siswa-siswa
yang memerlukan dapat diadakan konsultasi pribadi atau konseling perorangan.
F. Program papan BK
Papan bimbingan berfungsi untuk menempelkan banyak
hal yang berhubungan dengan pengumuman penting, peristiwa hangat, berita
keluarga, tugas atau bahan latihan, berita daerah, berita pembangunan dan
lain-lain.[8]
G. Program “Problem Check List”
* Pengertian daftar cek
Daftar
cek ialah sebuah daftar yang memuat atau berisi aspek-aspek yang mungkin
terdapat disuatu situasi, perilaku maupun kegiatan individu yang sedang menjadi
objek atau focus perhatian atau yang sedang diamati. Dalam observasi yang
ditelaah apakah unsure-unsur itu terdapat dalam situasi atau pada perilaku
ataupun kegiatan individu yang diamati.[9]
* Fungsi daftar cek
Daftar
cek berfungsi dalam rangka observasi yang berkaitan dengan proses hubungan
membantu (helping relationship) adalah sebagai alat pencatat hasil observasi,
perilaku, kegiatan atau situasi individu yang diamati.
*Manfaat daftar
Daftar
cek bermanfaat untuk mendapatkan factor-faktor yang relevan dengan permasalahan
yang sedang dihadapi. Hasil pengamatan dapat dengan segera dicatat dalam daftar
cek yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
dengan menggunakan daftar cek obsever hanya tinggal menandai factor-faktor
perilaku yang cocok ataupun tidak cocok dengan daftar cek.
*Macam-macam daftar cek[10]
a. daftar cek
individual : daftar cek dapat digunakan untuk mengamati seseorang individu; artinya untuk mengamati seseorang
individu dipakailah daftar cek. Misalnya :
Nama
Siswa : Adi
Kelas : II
|
L/P
|
||
No
|
Faktor / Kegiatan
|
Cek
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Disiplin
Kecerdasan
Kerajinan
Keterampilan
Dan
seterusnya
|
V
_
V
_
_
|
|
Denpasar, ………...
Pengamat,
(……………………..)
|
|||
b.Daftar cek
kelompok : suatu daftar cek yang digunakan untuk mengamati sekelompok individu
dalam kegiatan tertentu, situasi, atau perilaku tertentu. Satu atau beberapa
lembar dari daftar cek ini misalnya diperuntukkan bagi satu siswa. Misalnya:
Kelas
:
|
|||||
No
|
Nama
|
Faktor
|
|||
Disiplin
|
kecerdasan
|
kerajinan
|
keterampilan
|
||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Ayu
Andi
Susi
Budi
Anto
Dst.
|
V
_
V
_
V
|
_
V
V
V
V
|
V
V
V
_
_
|
V
_
_
V
V
|
Denpasar ,……………………..
Pengamat
(………………………….)
|
c. Daftar cek
dalam skala penilaian ; daftar cek yang berupa skala penilaian misalnya skala
penilaian deskriptif. [11]
Berilah tanda
cek (V) di muka pertanyaan yang merupakan sikap individu yang diamati, yaitu
kerajinan:
_______ Malas,
bekerja sangat sedikit
_______
seringkali tidak dapat menyelesaikan yang ditugaskan
_______
mengerjakan pekerjaan yang diwajibkan, tetapi tidak banyak
_______ pekerja
yang kuat dan kadang mengerjakan lebih baik banyak daripada yang
Diwajibkan
_______ rajin sekali,
biasanya mengerjakan lebih banyak daripada yang diwajibkan
d. Daftar cek
kuesioner. Daftar cek dapat digunakan dalam kuesioner (angket) segala variasi
bentuk butirnya. Misalnya :
Petunjuk :
Berilah tanda
cek dibawah lajur “Ya” jika pertanyaan yang bersangkutan sesuai dengan pendapat
anda, dan berilah tanda cek di bawah lajur “Tidak” jika pertanyaan itu tidak
sesuai dengan pendapat anda.
No
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Anak
anda sangat rajin belajar
|
||
2.
|
Anak
anda ingin bekerja setelah SMA
|
||
3.
|
Anak anda mempunyai
banyak teman
|
||
4.
|
Anak anda belajar di
rumah dengan berkelompok
|
||
5.
|
Dst.
|
e. Daftar cek
masalah[12].
Daftar cek yang khusus butir-butirnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang mungkin
pernah atau sedang dialami seseorang individu. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi masalah seseorang individu atau sekelompok individu. Daftar
cek dapat dimanfaatkan dalam berbagai situasi antara lain : (1) dalam pelajaran
yang sedang berlangsung, (2) dalam belajar secara individual, (3) bergaul
dengan teman-teman sekelas, (4) daam pelaksanaan kerja kelompok, (5) wawancara
konseling atau (6) hubungan keluarga.
Petunjuk :
Jawablah
pertanyaan berikut dibawah ini dengan memberikan tanda cek (V) di bawah lajur
“Ya” jika pertanyaan tersebut sesuai dengan keadaan anda dan pada kolom “Tidak”
jika sesuai sesuai dengan keadaan anda.
Pokok
Masalah
|
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
Kehidupan
keluarga
Kebiasaan
Dst
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Saya
tidak tinggal bersama keluarga
Keluarga
saya berpenghasilan rendah
Saya
kurang akrab berhubungan dengan ayah
Dst.
Saya
tidak memiliki ruang belajar yang tetap
Saya
tidak bisa berkonsentrasi waktu belajar
Saya
tidak bisa mengatur waktu belajar dengan efektif
Dst.
|
Siswa
yang bersangkutan
(………………………..)
H. Program Konseling
Ada beberapa bentuk program layanan
konseling. Bentuk dan isi layanan bimbingan disesuaikan dengan karakteristik
dan kebutuhan peserta didik, karena itu bentuk-bentuk layanan bimbingan dapat
dikelompokkan menjadi tujuh kelompok layanan. [13]
a. Layanan
orientasi , yaitu layanan bimbingan dan koneling yang memungkinkan peserta
didik memahami lingkungan yang baru dmasukinya dalam rangka mempermudah dan
memperlancar peran aktif peserta di lingkungan yang baru itu. Adapun materi
yang diangkat dalam bentuk layanan orientasi antara lain orientasi umum sekolah
yang dimasuki, orientasi kelas baru dan semester baru, orientasi kelas terakhir
dan semester akhir; UAN dan Ijazah
b. Layanan
informasi, yaitu layanan bimbingan dan konselin yang memungkinkan peserta didik
dalam menerima dan memahami berbagi informasi seperti : informasi pendidikan,
informasi jabatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik. Layanan informasi ini
bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai hal yang berguna untuk
mengani diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan siswa sebagai
anggota keluarga dan masyarakat, pemahaman layanan informasi digunakan sbagai
bahan acuam dalam meningkatkan kegiatan belajar cita-cita, pengambilan
keputusan dan penyelenggaraan dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang diangkat
dalam layanan informasi ada berbagai macam yaitu informasi jabatan, informasi
pendidikan tinggi, informasi pengembangan pribadi, informasi kurikulum dan
proses belajar mengajar, informasi kehidupan keluarga, social kemasyarakatan
keberagaman social dan budaya dan lingkungan.
c. Pelayanan
penempatan dan penyuluhan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat, misalnya
penempatan dalam kelas, program studi atau jurusan, program latihan yang sesuai
dengan potensinya, potensi minat, bakat dan kondisi pribadi. Apabila potensi
minat dan bakat tidak tersalurkan dengan tepat akan mengakibatkan siswa yang
bersangkutan tidak berkembang secara optimal, materi yang diangkat dalam layanan
penempatan dan penyaluran, meliputi penempatan dan penyaluran di dalam kelas :
sesuai dengan kondisi dan cirri pribadi siswa. Penempatan dan penyaluran
kedalam kelompok belajar berdasarkan kelompok campuran dan kemampuan. Penempatn
dan penyaluran kedalam program yang lebih luas.
d. Pelayanan
pembelajaran, layanan bimbingan dan penyuluhan memungkinkan peserta didik
mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar dengan baik, matri
belajar dengan kecepatan dan kesulitan belajar serta berbagai aspek tujuan
kegiatan belajar dan mengajar. Materi yang diangkat dalam layanan pembelajaran
meliputi pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan siswa, pengenalan siswa,
yang mengalami masalah belajar, pengembangan keterampilan belajarm, pengajaran
perbaikan, dan program pengayaan.
e. Layanan
konseling perorangan, yaitu layanan bimbingan dan penyuluhan yang memungkinkan
layanan peserta didik mendapat layanan langsung face to face(tatap muka).
Dengan guru pembimbing dalam rangka membahas dan menuntaskan masalah yang
dihadapi. Materi yang diangkat dalam layanan konseling perorangan tidak
terbatas. Dilaksanakan oleh seluruh masalah siswa secara perorangan.
f. Layanan
bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
sehjumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok dan yang
memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu membahas secara bersama-sama
pokok pembahasan tertentu yang berguna dalam menunjang pemahaman dalam kehidupan
sehari-hari untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan sedangkan materi
yang angkat dalam bimbingan ini meliputi: pemahaman dan pemantapan kehidupan
keberagaman dan hidup sehat, pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang
lain, pemahaman tentang emosi, prasangka dan konflik yang terjadi didalam
masyarakat, pemahaman hubungan social yang efektif dan produktif, pemahaman
tentang dunia kerja,pilihan, pengembangan karir dan perencanaan masa depan,
g. Layanan
konseling kelompok yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan sejumlah
peserta didik dalam memperoleh kesempatan untuk membahas dan mengentaskan
masalah yang dihadapinya melalui dinamika kelompok.yang dialami di
masing-masing anggota kelompok. Keberhasilan bentuk-bentuk layanan bimbingan di
sekolah dan madrasah diatas sangat didukung oleh aplikasi instrumentasi
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan dan
tangan kasus.
I. Program Psikoterapi Islami
1. Definisi Psikoterapi Islam
Istilah psikoterapi (pyschoteraphy) mempunyai
pengertian cukup banyak dan kabur, terutama karena istilah tersebut digunakan
dalam berbagai bidang operasional ilmu empiris seperti psikiatri, psikologi,
bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counseling), kerja social (case work),
pendidikan dan ilmu agama.[14]
Dalam perspektif bahasa , kata psikoterapi berasal
dari kata “psyche” dan “theraphy”.
Psyche mempunyai beberapa arti, antara lain:
1. Jiwa
dan hati
2. Dalam
mitologi yunani. Psyche adalah seorang gadis cantik yang bersayap seperti sayap
kupu-kupu. Jiwa digambarkan berupa gadis dan kupu-kupu symbol keabadian.
3. Ruh,
akal dan diri (dzat)
4. Menurut
freud, merupakan pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan psikologis, terdiri dari
bagian sadar (conscious ) dan bagian tidak sadar (unconscious).
5. Dalam
bahasa arab psyce dapat dipadankan dengan “nafs” dengan bentuk jamaknya ”anfus”
atau “nufus”. Ia memiliki beberapa arti, diantaranya : jiwa, ruh, darah, jasad,
orang, diri dan sendiri.
Dari beberapa arti secara etimologis tersebu, dapat
dipahami, bahwa psyche atau nafs adalah bagian dari diri manusia dari aspek
yang bersifat rohaniyah dan paling tidak lebih banyak menyinggung sisi yang
dalam dari eksistensi manusia, ketimbang fisik atau jasmaniyahnya. Adapun
firman-firman Allah SWT sebagai berikut :
#qà)¨?$#ur $YBöqt w ÌøgrB ë§øÿtR `tã <§øÿ¯R $\«øx©
“
Dan peliharalah dirimu dari suatu hari dimana seseorang tidak dapat membela
orang lain walau sedikitpun. (Al-Baqarah, 2:48)
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# (#qà)®?$# ãNä3u Ï%©!$# ä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur
“ Hai manusia, bertakwalah kalian kepada Tuhanmu
yang telah menciptkan kamu dari diri yang satu” (An Nisaa’, 4:1)
Adapun kata
theraphy (dalam bahasa inggris) bermakna pengobatan dan penyembuhan, sedangkan
dalam bahasa arab kata theraphy sepadan dengan yang artinya menyembuhkan.
Seperti yang telah digunakan oleh Muhammad Abdul Aziz al Khalidiy dalam
kitabnya “Al Istisyfa’bil Quran. Firman Allah Ta’ala yang memuat kata syifa’ :
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrßÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9
0 komentar:
Posting Komentar