GEOGRAFI
LINGKUNGAN DALAM RUANG LINGKUP GEOGRAFI
Dosen
Pembimbing :
NI’MATUZ
ZUHROH,M.Si
Kelompok
VII:
1.Ratih
Setya Andhini (10130070)
2.
Lu’lu’il Maknunah (10130080)
3.
Lailatul Qomariyah (10130080)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur
dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan
rahmat-Nya semata saya dapat menyelesaikan tugas kelompok yang dapat diselesaikan sesuai dengan batas
waktu yang telah direncanakan.
Pada kesempatan ini
pula perlu diucapkan terima kasih kepada semua handaitaulan yang telah tulus
ihklas membantu, sehingga dalam penyelesaiannya semua hambatan dapat
ditanggulangi dengan kata tanpa arti.
Makalah ini masih
sangat jauh dari kata sempurna. Untuk
itu adanya saran dan kritik yang berifat membangun sangat diharapkan. Akhirnya
diharapkan, semoga bermanfaat. Amiiiiiiiiiin.
Salam, Penulis
i
DAFTAR
ISI
Hal
Kata Pengantar
|
............................................................................
|
i
|
Daftar Isi
|
............................................................................
|
ii
|
Bab I
|
.
|
|
1.Latar Belakang
|
.............................................................................
|
1
|
2.Rumusan Masalah
|
............................................................................
|
2
|
Bab II
|
|
|
-Konsepsi
Teori
-pengertian geografi
-konsep
esensial
- prinsip
geografi
- ruang
lingkup geo
- objek
geografi
|
............................................................................
............................................................................
............................................................................
............................................................................
............................................................................
.............................................................................
|
3
5
7
9
11
12
|
Bab III
|
|
|
Studi
Kasus
|
...........................................................................
|
13
|
Bab IV
|
|
|
Penutup
|
............................................................................
|
18
|
Daftar Pustaka
|
...........................................................................
|
21
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Geografi
merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong
peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan manusia memperoleh
jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial,
dan ekologis dari eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi,
aspek dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan
lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin _ocial_tive,
geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah
keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan lingkungannya.
Mata
pelajaran Geografi membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang
variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka
bumi. Peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang
membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di
permukaan bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif
untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi
manusia
tentang tempat dan wilayah.
Pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh dalam mata pelajaran Geografi
diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik untuk bersikap,bertindak
cerdas, arif, dan bertanggungjawab dalam menghadapi masalah social,ekonomi, dan
ekologis.
1
2
Pada
tingkat pendidikan dasar mata pelajaran Geografi diberikan sebagai bagian
integral dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sedangkan
pada tingkat pendidikan
menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas, maka rumusan
masalahnya,
a.
Apakah
pengertian geografi serta geografi lingkungan itu?
b.
Apakah
prinsip geografi serta ruang lingkup geografi ?
c.
Apakah
obyek-obyek geografi itu?
BAB II
KONSEPSI TEORI
Haggett (2001) dalam bukunya: “Geography. A Global Synthesis” menyebutkan berbagai definisi geografi (p. 763) dan
salah satunya adalah “ Geography is an
integrative discipline that brings together the physical and human dimensions
of the world in the study of people, places, and environments” yang
dirumuskan oleh American Geographical
Society tahun 1994.
Dalam definisi tersebut tersirat pengertian yang
jelas bahwa geografi merupakan disiplin ilmu bersifat integratif yang
mempelajari obyek studi (penduduk, tempat dan lingkungannya) dalam dimensi
fisik dan manusia. Sementara I Made Sandy (1973) mengetengahkan sebuah definisi
geografi sebagai bidang ilmu yang mempelajari berbagai gejala di permukaan bumi
dalam perspektif keruangan. Sandy ingin menekankan bahwa gejala apapun dapat
menjadi bidang telaah geografi jika ditinjau dari sudut pandang keruangan.
Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa geografi adalah bidang ilmu yang bersifat integratif yang mempelajari
gejala gejala yang terjadi di muka bumi (dalam dimensi fisik dan dimensi
manusia) dengan menggunakan perspektif keruangan (spatial perspective). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa “aspek
keruangan”lah yang menjadi ciri pembeda bidang geografi dengan bidang ilmu
lain.
Menurut pengertian di atas maka tidaklah sukar untuk
menjelaskan makna filosofis diagram Fenneman (Jensen, 1980 p.4) maupun diagram
Haggett (2001 p. 766) yang pada prinsipnya menunjukkan keterkaitan dan
pendekatan bidang kajian geografi dengan bidang kajian ilmu ilmu lainnya. Gejala sosial yang berlangsung di muka bumi
jika ditelaah melalui perspektif keruangan membentuk bidang kajian geografi
sosial. Melalui proses yang sama lahir bidang kajian geografi ekonomi, geografi
politik, geografi budaya dan lain lain. Bagian bidang ilmu alam seperti geologi
difokuskan pada pengetahuan geomorfologi, klimatologi dari meteorologi,
biogeografi dari biologi dan seterusnya.
3
4
g
Gambar 1. Lingkungan
sekitar bidang ilmu Geografi (modifikasi Fenneman 1919 dalam
Jensen, 1980).
Interkoneksi berbagai bidang ilmu dengan bidang geografi
menunjukkan fenomena di mana perkembangan bidang ilmu geografi dapat dikatakan
sangat ditentukan oleh kemampuan geograf dalam memperoleh informasi
perkembangan bidang ilmu lainnya. Hasil riset bidang ilmu lain akan memperkaya
(proliferate) cakupan penelitian
geografi. Demikian pula, hasil riset geografi tentang topik tertentu (secara
terbatas) dapat memicu perkembangan bidang ilmu lainnya. Dalam konteks ini maka
terbuka ruang terbentuknya gejala divergensi bidang ilmu (termasuk geografi)
dalam berbagai cabang ilmu yang bersifat lebih spesifik (spesialisasi). Namun
demikian, spesialisasi di bidang ilmu geografi tidaklah semudah seperti
membentuk spesialisasi anak, spesialisasi tht anak atau anak tht (?) pada
bidang ilmu kedokteran atau lainnya.
5
Dalam perspektif keilmuan, pada dasarnya semua ilmu
memiliki kesamaan filosofi yang disebut dengan metode keilmuan. Masing masing
ilmu memiliki cara yang sama untuk mencari pengetahuan antara lain melalui
kerangka berpikir rasionalisme dan empirisme.
Perlu disampaikan kembali pemikiran para ahli
seperti, John Dewey (1859-1952) menyusun formulasi perkawinan cara berpikir
rasionalisme dan empirisme yang telah digunakan oleh Galileo, Newton maupun Charles Darwin pada era
sebelumnya (Suriasumantri, 1983 p. 28). Secara ringkas dijelaskan bahwa
rasionalisme adalah kerangka pemikiran yang koheren dan logis, sedang empirisme
adalah kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran pengetahuan sah
secara keilmuan.
1. Pengertian Geografi
dan Geografi Lingkungan
Sebelum mendefinisikan geografi lingkungan (environmental geography),
sangat berguna untuk memandang terlebih dulu konsep geografi secara umum. Salah
satu kesalahan konsep yang umum terjadi adalah memandang geografi sebagai studi
yang sederhana tentang nama-nama suatu tempat. Implikasi dari pemahaman seperti
itu menyebakan terjadinya reduksi terhadap hakekat geografi. Geografi menjadi
pengetahuan untuk menghafalkan tempat-tempat dimuka bumi, sehingga bidang ini
menjadi kurang bermakna untuk kehidupan. Geografi sering juga dipandang identik
dengan kartografi atau membuat peta. Dalam prakteknya sering terjadi para
geograf sangat trampil dalam membaca dan memahami peta, tetapi tidak tepat jika
kegiatan membuat peta sebagai profesinya.
Kata geografi berasal dari geo=bumi,
dan graphein=mencitra. Ungkapan itu pertama kali disitir oleh Eratosthenes yang
mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo=bumi dan
graphika=lukisan atau tulisan. Jadi kata geographika dalam bahasa Yunani,
berarti lukisan tentang bumi atau tulisan tentang bumi.
6
Istilah geografi juga dikenal
dalam berbagai bahasa, seperti geography (Inggris), geographie (Prancis), die
geographie/die erdkunde (Jerman), geografie/ aardrijkskunde (Belanda) dan
geographike (Yunani).
Bertahun-tahun manusia telah berusaha untuk mengenali lingkungan di
permukaan bumi. Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi tempat-tempat secara
langsung di muka bumi, dan berikutnya menggunakan peralatan dan teknologi yang
makin maju. Sejalan dengan pengenalan itu pemikiran manusia tentang lingkungan
terus berkembang, pengertian geografi juga mengalami perubahan dan
perkembangan. Pengertian geografi bukan sekedar tulisan tentang bumi, tetapi
telah menjadi ilmu pengetahuan tersendiri disamping bidang ilmu pengetahuan lainnya.
Geografi telah berkembang dari bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan
penduduknya menjadi bidang ilmu pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode,
prinsip, dan konsep-konsep sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah
ilmu lainnya.
► Pengertian
geografi menurut bebrapa ahli:
1. Berkaitan
dengan kemajuan itu, konsep geografi juga mengalami perkembangan. Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan, bahwa
geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya,
mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang
kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.
2. Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa
geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi,
menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai
kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
7
3. Hasil semlok peningkatan kualitas pengajaran
geografi di Semarang (1988) merumuskan, bahwa geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
4. James mengemukakan geografi berkaitan
dengan sistem keruangan, ruang yang menempati permukaan bumi. Geografi selalu
berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya.
Berdasarkan telaah terhadap konsep tersebut penulis berpendapat, bahwa
geografi merupakan studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan
keduanya di permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan,
kelingkungan, dan kompleks wilayah. Dalam pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu (1) adanya hubungan
timbal balik antara unsur alam dan manusia (reciprocal). (2) Hubungan itu
dapat bersifat interelatif, interaktif, dan intergratif sesuai dengan
konteksnya. (3) cara memadang hubungan itu berisifat keruangan.
Dalam kata yang lain, Geografi mempelajari penyebaran keruangan dari
sesuatu (bahasa, kegiatan ekonomi, pencemaran, rote transportasi, tanah, iklim,
dan dan fenomena lainnya) untuk menemukan mengapa fenomena itu menyebar
sebagaimana adanya. Geografi selanjutnya mencoba untuk menggambarkan terjadinya
distribusi itu, dan dengan pemahaman itu dapat mengusulkan pemecahan masalah
yang terjadi.
2. Konsep Esensial
Geografi
Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial
suatu bidang ilmu merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau
menggambaran corak abstrak fenomena esensial dari obyek material bidang kajian
suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar merupakan elemen yang penting dalam
memahami fenomena yang terjadi.
8
Dalam geografi
dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut.
Menurut Whiple ada lima konsep esensial, yaitu:
- bumi sebagai planet
- variasi cara hidup
- variasi wilayah alamiah
- makna wilayah bagi manusia
- pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa
dunia
Dalam mengungkapkan konsep geografi itu harus selalu dihubungkan dengan
penyebarannya, relasinya, fungsinya, bentuknya, proses terjadinya, dan
lain-lain sebagainya. Sebagai contoh ungkapan konsep “variasi cara hidup”
setidaknya harus terabstraksikan mata pencaharian penduduk, proses terbentuknya
mata pencaharian itu, penyebaran mata pencaharian itu, jumlah penduduk yang
bekerja pada masing-masing mata pencaharian itu, dan dinamika mata pencaharian
itu.
Menurut J Warman ada lima belas konsep
esensial, yaitu:
- wilayah atau regional
- lapisan hidup atau biosfer
- manusia sebagai faktor ekologi dominan
- globalisme atau bumi sebagai planet
- interaksi keruangan
- hubungan areal
- persamaan areal
- perbedaan areal
- keunikan areal
- persebaran areal
- lokasi relative
9
- keunggulan komparatif
- perubahan yang terus menerus
- sumberdaya dibatasi secara budaya
- bumi bundar diatas kertas yang datar atau peta
Dengan menggunakan konsep-konsep tersebut dapat diungkapkan berbagai
gejala dan berbagai masalah yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Penggunaan
konsep itu akan memudahkan pemahaman terhadap sebab akibat, hubungan, fungsi,
proses terjadinya gejala dan masalah sehari-hari. Selanjutnya dari kenyataan
itu dikembangkan menjadi satu abstraksi, disusun model-model atau teori berkaitan
dengan gejala, masalah dan fakta yang dihadapi.
Jika ada satu masalah dapat dicoba
disusun model alternatif pemecahannya. Sedangkan jika yang dihadapi suatu
kenyaan kehidupan yang perlu ditingkatkan tarapnya, maka dapat disusun model dan pola
pengembangan kehidupan itu. Dari berbagai konsep itu dapat disusun suatu kaidah
yang tingkatnya tinggi dan berlaku secara umum yang disebut generalisasi.
3. Prinsip Geografi
Prinsip merupakan dasar yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan
suatu fenomena atau masalah yang terjadi. Prinsip juga berfungsi sebagai
pegangan/pedoman dasar dalam memahami fenomena itu. Dengan prinsip yang
dimiliki, gejala atau permasalahan yang terjadi secara umum dapat dijelaskan
dan dipahami karakteristik yang dimilikinya dan keterkaitan dengan fenomena
atau permasalahan lain.
Setiap bidang ilmu memiliki prinsip sendiri-sendiri. Ada kemungkinan satu
atau beberapa prinsip bidang ilmu itu memiliki kesamaan dengan prinsip bidang
ilmu yang lain, tetapi juga ada kemungkinan berbeda sama sekali.
10
Dalam bidang geografi dikenali
sejumlah prinsip, yaitu: prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip
deskripsi dan prinsip korologi.
a.
Prinsip Penyebaran
Dalam prinsip ini fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi. Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata. Fenomena sumber air tentu tidak dijumpai di semua tempat. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak dijumpai disemua sungai atau laut.
Dalam prinsip ini fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi. Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata. Fenomena sumber air tentu tidak dijumpai di semua tempat. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak dijumpai disemua sungai atau laut.
- Prinsip
Interelasi
Fenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia. Fenomena banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena kerusakan hutan di bagian hulu. Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku menusia. Perilaku manusia yang demikian terjadi karena kesadaran terhadap fungsi hutan yang rendah. - Prinsip
Deskripsi
Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaiatan. Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik, diagram, dll. - Prinsip
Korologi
Prinsip korologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang itu akan memberikan corak pada kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.
11
Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam
studi itu dilakukan analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau
masalah dalam suatu ruang.
Menurut Rhoad Murphey ruang
lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan hubungan timbal balik
antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek keruangan permukiman
penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal balik antara masyarakat
dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan area. (3) kerangka kerja
regional dan analisis wilayah secara spesifik.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak
terlepas dari aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya.
Aspek itu diungkapkan dalam satu ruang berdasarkan prinsip-prinsip
penyebarannya, relasinya, dan korologinya. Selanjutnya prinsip relasi
diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat manusia dengan
lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan arealnya, dan penyebaran
dalam ruang.
Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada studi geografi dapat
mengungkapkan karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya
sehingga terungkap adanya region-region yang berbeda satu sama lain.
Untuk mengunkanpan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan
pertanyaan-pertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what? Geografi dapat
menunjukkan fenomena apa yang terjadi? Untuk pertanyaan when, geografi dapat
menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi.
Untuk pertanyaan where? Geografi
dapat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan why? Geografi
dapat menunjukkan relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu
sebagai faktor yang tidak terlepas satu sama lain.
12
Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan kualaitas dan kuantitas
gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang yang
bersangkutan
5. Objek Geografi
Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya. Obyek
bidang ilmu tersebut berupa obyek matrial dan obyek formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang
dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan
pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek
material) tersebut.
Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang
lain dapat memiliki substansi obyek yang sama atau hampir sama.Obyek material
ilmu geografi adalah fenomena geosfer, yang meliputi litosfer, hidrosfer,
atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek materal itu juga menjadi bidang
kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika,
kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan.
Obyek itu juga menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.
Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin
ilmu yang lain dapat dilakukan dengan menelaah obyek formalnya. Obyek formal
geografi berupa pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam memahami obyek
material.
Dalam konteks itu geografi memilki pendekatan spesifik yang membedakan
dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan
keruangan (spatial approach). Selain pendekatan keruangan tersebut dalam
geografi juga dikenali adanya pendekatan kelingkungan (ecological approach),
dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).
BAB III
STUDI KASUS
Kelompok
kami mengambil studi kasus mengenai pencemaran lingkungan dimana membahas
menganai keberadaan samapah serta dampak-dampaknya. Berikut menrupakan
ulasannya ;
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang perlu mendapat
perhatian. Permasalahan sampah tersebut semakin kompleks dalam kaitannya dengan
pengelolaannya karena, kuantitasnya semakin meningkat, semakin bervariasi jenis
komposisinya, keterbatasan sumber dana bagi pelayanan umum, dampak perkembangan
ekonomi dan juga semakin tingginya aktivitas-aktivitas sumber potensial adanya
sampah.
Kehadiran sampah merupakan hal yang tidak diinginkan dan dapat
menimbulkan pencemaran apabila daya asimilasi alam tidak mampu lagi
mendukungnya. Selain itu sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat
karena dari sampah tersebut dapat hidup berbagai organisme penyebab penyakit
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara vektor.
Penyakit-penyakit terbut seperti Tyhpus abdominalis, diare, Dengue Haemorhagic
Fever (Mukono, 1999).
Selain dapat menyebabkan penyakit, dari segi estetika sampah akan menjadi
hal terburuk yang merusak pemandangan serta menimbulkan bau tidak sedap yang
akan menjadi tolak ukur identitas kota dalam segala aspek.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengelola perkotaan adalah penanganan masalah persampahan. Berdasarkan data BPS tahun 2002, dari 384 kota yang menimbulkan sampah sebesar 80.235,87 ton setiap hari, penanganan sampah yang diangkut ke dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir sebesar 4,2%, yang dibakar sebesar 37,6%, yang dibuang ke sungai 4,9% dan tidak tertangani sebesar 53,3% (Bappenas, 2003).
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengelola perkotaan adalah penanganan masalah persampahan. Berdasarkan data BPS tahun 2002, dari 384 kota yang menimbulkan sampah sebesar 80.235,87 ton setiap hari, penanganan sampah yang diangkut ke dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir sebesar 4,2%, yang dibakar sebesar 37,6%, yang dibuang ke sungai 4,9% dan tidak tertangani sebesar 53,3% (Bappenas, 2003).
13
14
Beberapa studi memberikan angka timbulan sampah di beberapa kota berkisar
antara 2-3 liter per orang per hari dengan densitas 200 – 250 kg/m3, dan
komposisi utamanya adalah sampah organik 70 – 80%. Menurut data Dinas
Kebersihan Jakarta Timur bahwa produksi harian sampah di Jakarta Timur sebesar
5.442 m3 per hari, sedangkan volume timbulan sampah di seluruh TPS Jakarta
Timur sebesar 5.325 m3 per hari. Untuk DKI Jakarta menurut hasil penelitian
JICA laju produksi sampah di DKI Jakarta sebesar 2,69 liter/orang/hari. Dengan
penduduk Jakarta sekitar 12 juta jiwa, maka sampah yang dihasilkan adalah 32,28
juta liter sampah/hari atau ekuivalen dengan 8.070 ton sampah/hari. Sementara
kota lain menurut Data Status Lingkungan Hidup Daerah, timbulan sampah untuk
Kota Makassar adalah 3918 m3 per hari (Bapedalda, 2004).
Penelitian Arianto Wibowo mengenai penanganan sampah perkotaan terpadu
mejelaskan bahwa cakupan pelayanan persampahan di Indonesia, untuk DKI Jakarta
dengan penduduk 12.506.352 sebesar 7.567.450 jiwa atau 60,5 %, dibandingkan
dengan Sulawesi Tengah dengan penduduk 635.055 hanya sebesar 183.124 atau
18,1%.
Berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan bahwa jumlah sampah yang
dihasilkan Kota Palu sebanyak 863 m3 per hari dan yang terangkut hanya sekitar
840 lebih m3 per hari. (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Palu, 2004).
Kelurahan Layana dengan luas wilayah 12 km2, dengan jumlah penduduk mencapai
2685 jiwa menghasilkan volume sampah sebanyak 14,72 m3 per hari. Volume sampah
ini belum tertangani dengan baik, dimana masih terdapat beberapa warga yang
menumpuk sampah di lahan terbuka dan tidak terangkut, sebab sampah yang
terangkut hanyalah sampah yang berada di sekitar jalan poros, sedangkan sampah
yang berasal dari areal pemukiman yang tidak dapat dilalui oleh mobil angkutan
tidak terangkut. Akibatnya menimbulkan beberapa masalah dampak lingkungan.
Masalah tersebut antara lain seperti penyumbatan saluran drainase yang
mengakibatkan bnajir dan genangan air pada beberapa lokasi, tempat berkembang
biaknya lalat, nyamuk dan kecoa (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Provinsi
Sulawesi Tengah, 2004).
15
Setelah mengetahui ulasan tersebut kita bias mengetahui bagaimana
pentingnya lingkungan kebersihan sekitar tanpa adanya sampah. Sampah ,
mendengar kata sampah saja itu sudah mencerminkan kalau lingkungan disekitar
kita tidak mnyehatkan, walaupun hal yang sepele tetapi sampah tersebut
memberikan dampak yang sangat besar. Akibat adanya sampah memberikan bebrapa
akibat diantaranya adalah :
a) Dampak Negatif
Untuk jangka panjang, membuat sampah berakibat jauh lebih besar dibandingkan membuang sampah. Pada akhirnya, manusia sendiri yang mendapat akibat dari membuang sampah tersebut.
Akibat tersebut antara lain:
• bau busuk
• banjir
• penyumbatan aliran sungai
• penyumbatan saluran air
• rusaknya pemandangan alam
• dampak social terhadap masyarakat
kerukunan permasalahan sampah dapat berkaitan dengan nilai kerukunan. Orang yang sering membuang sampah disekitar tempat tinggalnya dapat menimbulkan ketidaksenangan tetangga, sehingga menimbulkan masalah social.
Munculnya bibit-bibit penyakit seperti kolera, disentri, tipus, diare dan malaria.
Untuk jangka panjang, membuat sampah berakibat jauh lebih besar dibandingkan membuang sampah. Pada akhirnya, manusia sendiri yang mendapat akibat dari membuang sampah tersebut.
Akibat tersebut antara lain:
• bau busuk
• banjir
• penyumbatan aliran sungai
• penyumbatan saluran air
• rusaknya pemandangan alam
• dampak social terhadap masyarakat
kerukunan permasalahan sampah dapat berkaitan dengan nilai kerukunan. Orang yang sering membuang sampah disekitar tempat tinggalnya dapat menimbulkan ketidaksenangan tetangga, sehingga menimbulkan masalah social.
Munculnya bibit-bibit penyakit seperti kolera, disentri, tipus, diare dan malaria.
16
b) Dampak Positif
Sampah juga memiliki potensi ekonomis yang dapat dikelola dengan mudah, yakni menjadi kompos, daur ulang sampah dan plastic.
untuk mengatasi
agar sampah tidak menumpuk terlalu banyak dan tidak memberikan akibat fatal
maka salah satu cara mengatasi sampah , salahsatunya dengan mengelola sampah.
Manfaat mengelola sampah itu antara lain:
• Sampah anorganik dapat dijual kepada pemulung/Bandar
• Kesehatan petugas kebersihan lebih terjaga karena sampah telah terpilah
• Lingkungan rumah tinggal dan TPST lebih bersih dan tertib.
* Cara mengelola sampah
Sampah organic dan anorganik diangkut dari rumah tinggal secara bergiliran sesuai jadwal.
Gerobak dibawa petugas ke TPST secara tertib dan sesuai dengan penjadwalan (melakukan pembuangan bergiliran). Sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan kembali, didaur ulang, sisanya dimasukan ke container, dan diangkut ke TPA sedangkan sampah organic dimasukan kemesin pencacah dan dikomposkan.
Mengurangi kebiasaan membuat sampah harus melibatkan semua pihak yaitu pemerintah, masyarakat idustri, masyarakat pemakai dll. Karena sampah merupakan kelangsungan hidup manusia. Selain itu, perusahaan dan industry harus membuat anggaran daur ulang dan sebisa mungkin mengurangi mengurangi membuat sampah industri. Makin banyak manfaat yang didapatkan, maka makin sedikit sampah yang dihasilkan.
Manfaat mengelola sampah itu antara lain:
• Sampah anorganik dapat dijual kepada pemulung/Bandar
• Kesehatan petugas kebersihan lebih terjaga karena sampah telah terpilah
• Lingkungan rumah tinggal dan TPST lebih bersih dan tertib.
* Cara mengelola sampah
Sampah organic dan anorganik diangkut dari rumah tinggal secara bergiliran sesuai jadwal.
Gerobak dibawa petugas ke TPST secara tertib dan sesuai dengan penjadwalan (melakukan pembuangan bergiliran). Sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan kembali, didaur ulang, sisanya dimasukan ke container, dan diangkut ke TPA sedangkan sampah organic dimasukan kemesin pencacah dan dikomposkan.
Mengurangi kebiasaan membuat sampah harus melibatkan semua pihak yaitu pemerintah, masyarakat idustri, masyarakat pemakai dll. Karena sampah merupakan kelangsungan hidup manusia. Selain itu, perusahaan dan industry harus membuat anggaran daur ulang dan sebisa mungkin mengurangi mengurangi membuat sampah industri. Makin banyak manfaat yang didapatkan, maka makin sedikit sampah yang dihasilkan.
17
Selain itu juga, penanggulangan sampah/limbah dapat dilakukan melalui kegiatan seperti:
Reuse
Menggunakan/memanfaatkan kembali barang yang sudah kita pakai seperti memanfaatkan kembali kantong kresek yang berasal dari bungkus belanjaan dari pasar untuk keperluan lain/memanfaatkan kembali kaleng biscuit bekas untuk pot bunga/keperluan lainnya.
Reduce
Kegiatan menghemat dalam menggunakan sumber daya alam sehingga limbah yang dihasilkan sedikit. Misalnya, menghemat belanjaan untuk dimasak sehingga tidak banyak makanan yang tersisa dll.
Recycle
Mendaur ulang melalui proses tertentu, barang-barang yang sudah menjadi sampah menjadi barang yang bermanfaat. Misalnya, mengolah sampah-sampah organic menjadi kompos, mengolah kotoran ternak sapi menjadi biogas, mendaur ulang kertas dan bahan-bahan yang terbuat dari plastic.
Replace
Yaitu mengganti barang yang tidak tahan lama dengan barang yang tahan lama atau dipakai untuk selamanya.
BAB IV
PENUTUP
- Kesimpulan
Dengan
mempelajari geografi lingkungan dalam konsep georafi kita bisa menghubungkan
dengan prinsip deskripsi yakni Fenomena alam dan manusia memiliki saling
keterkaiatan. Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan aspek manusia itu
dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala dan masalah,
sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik,
diagram, dll
- Saran
Setelah
mengetahui betapa banyak dampak akibat kita tidk menjaga sekitar lingkungan
kita ,kita harus secara sadar melakukan hal-hal yang bersifat positif agar
tidak mencemari lingkungan diantaranya :
Cara-Cara
Menjaga Lingkungan
Inilah cara-cara menjaga lingkungan, bukan saja tentang sampah, namun menjaga lingkungan secara umum (diambil dari berbagai sumber):
Untuk Sampah:
1. Jangan pakai kantong plastik untuk belanja. Bawa sendiri tas belanjan yang dapat selalu dipergunakan lagi.
2. Jangan langsung membuang botol plastik sesudah minum. Isi air lagi dan pakai kembali walaupun jangan terlalu banyak isi ulang. Kira-kira 5 kali pakai masih oke. Untuk yang biasa minum di mobil, siapkan selalu botol yang sudah diisi penuh agar tidak usah beli lagi.
3. Lebih baik lagi beli botol minum jadi bisa selalu diisi ulang dan tidak usah beli botol air mineral lagi.
Inilah cara-cara menjaga lingkungan, bukan saja tentang sampah, namun menjaga lingkungan secara umum (diambil dari berbagai sumber):
Untuk Sampah:
1. Jangan pakai kantong plastik untuk belanja. Bawa sendiri tas belanjan yang dapat selalu dipergunakan lagi.
2. Jangan langsung membuang botol plastik sesudah minum. Isi air lagi dan pakai kembali walaupun jangan terlalu banyak isi ulang. Kira-kira 5 kali pakai masih oke. Untuk yang biasa minum di mobil, siapkan selalu botol yang sudah diisi penuh agar tidak usah beli lagi.
3. Lebih baik lagi beli botol minum jadi bisa selalu diisi ulang dan tidak usah beli botol air mineral lagi.
18
19
4. Menanamkan kepada anak-anak untuk berperilaku “hidup bersih” sepanjang waktu dan dimana saja.
5.
Membawa sampah hingga ke rumah (dielipkan ke saku) apabila tidak ada tempat sampah di sekitar. (namun biasanya selalu ada
tempat sampah dimana saja). Tinggal kemauan dari diri sendiri untuk melangkah
dan membuka tempat sampah lalu membuang sampah pada tempatnya.
6. Memisahkan sampah plastik, sampah daun, dan botol/kaleng pada tempatnya masing-masing. Kampanye ini kian marak dilakukan di seluruh dunia, mengingat semakin “panasnya” bumi kita oleh banyaknya sampah plastik.
7.Untuk perokok, usahakan membawa asbak yang ada penutupnya kemanapun Anda pergi. Ini penting mengingat puntung rokok terbuat dari serat yang susah terurai. (terinspirasi dari orang Jepang). Saat ini telah banyak dijual asbak tipe ini. Di Tunjungan Plaza, tepatnya di Daishou banyak dijual produk ini.
8.Saat ini banyak kerajinan-kerajinan tangan yang terbuat dari sampah (plastik terutama). Jadikan ini untuk inspirasi usaha. Semakin banyak sampah plastik yang dijadikan kerajinan tangan, maka akan mengurangi emisi sampah plastik di sekitar kita.
6. Memisahkan sampah plastik, sampah daun, dan botol/kaleng pada tempatnya masing-masing. Kampanye ini kian marak dilakukan di seluruh dunia, mengingat semakin “panasnya” bumi kita oleh banyaknya sampah plastik.
7.Untuk perokok, usahakan membawa asbak yang ada penutupnya kemanapun Anda pergi. Ini penting mengingat puntung rokok terbuat dari serat yang susah terurai. (terinspirasi dari orang Jepang). Saat ini telah banyak dijual asbak tipe ini. Di Tunjungan Plaza, tepatnya di Daishou banyak dijual produk ini.
8.Saat ini banyak kerajinan-kerajinan tangan yang terbuat dari sampah (plastik terutama). Jadikan ini untuk inspirasi usaha. Semakin banyak sampah plastik yang dijadikan kerajinan tangan, maka akan mengurangi emisi sampah plastik di sekitar kita.
Selan
itumasih ada cara lagi yakni :
- Buanglah sampah pada tempatnya
Ketika belum menemukan tempat sampah di sekitar kita, bukan berarti kita boleh membuang sampah sembarangan. Lebih baik sampah tersebut kita tahan dulu atau simpan dulu di kantong atau tas, begitu kita menemukan tempat sampah, buang sampah tersebut pada tempatnya. - Sampahku adalah sampahmu
Secara rutin kita harus mengajak teman atau warga di sekitar kita untuk bersama-sama membersihkan lingkungan, dengan memunguti bungkus bekas permen, botol/gelas plastic, dan lain-lain, lalu masukkan ke dalam kantong sampah.
20
- Siapkan tempat sampah
Sediakan tempat sampah di kamar, di rumah, di mobil atau dimana saja. Demi menjaga kebersihan lingkungan, jangan sampai sampah kita berserakan dimana-mana.
Akibat yang ditimbulkan dari membuang sampah sembarangan yaitu :
a. Tempat berkembang sekaligus sarang serangga dan tikus
b. Sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara
c. Sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto
R., Metode Analisa Geografi, Jakarta: LP3ES, 1986.
Boehm,
Richard, World Geography, third Edition, USA: Mc. Grow Hill, 1984.
Depdikbud,
Suplemen GBPP 1999, Jakarta: Depdikbud, 1999.
Drs.
Rachmat Kusnadi, Drs. Muhammad Oding, Sutomo, S.Pd., Geografi untuk SMU
Kelas
I, Grafindo, 1999.
Geografi SMU DKI, Geografi SMU jilid IA,
Jakarta: Erlangga, 2000.
21
ؤجعلنا لكم فئها معا ئش ؤمن لستم له برا زقلئن (الحجر)
Artinya : dan kami telah menjadikan untukmu dibumi
keperluan hidup, dan kami menciptakan pula mahkluk-mahkluk yang kamu bukan
pemberi rejeki kepadamu.
ظهرا الفسا د فئ البر وا لبحر بما
0 komentar:
Posting Komentar